ARSITEKTUR ROMAWI

 ARSITEKTUR ROMAWI


        Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu menjadi diklasifikasi ulang sebagai Abad Kuno Akhir atau arsitektur Bizantium. Sebagian besar contoh yang masih terlestarikan berasal dari periode belakangan. Gaya arsitektural Romawi terus mempengaruhi bangunan di bekas kekaisaran tersebut selama berabad-abad, dan gaya yang digunakan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 disebut arsitektur Romanesque untuk mencerminkan ketergantungannya pada bentuk-bentuk Romawi dasar.

        Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen. Arsitektur Romawi Kuno mengembangkan berbagai aspek berbeda dari arsitektur Yunani Kuno dan teknologi-teknologi baru seperti pelengkung dan kubah untuk menciptakan suatu gaya arsitektural baru. Arsitektur Romawi berkembang di seluruh Kekaisaran selama periode Pax Romana. Penggunaan material-material baru, khususnya beton, merupakan suatu ciri yang sangat penting.

        Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melakukan pengembangan pada kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan. Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan colosseum untuk permainan para gladiator.

        Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan. Dia membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu yang besar untuk pertunjukan drama. Cucu tiri Augustus, Tiberius, membangun ulang kuil Castor dan Pollux di Forum Romawi. Cicit buyut Augustus, Nero, juga membangun banyak bangunan, termasuk Istana Emasnya. Pada 69 M, Vespasianus mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Kolosseum. Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatina.

        Revolusi Arsitektur Romawi, juga dikenal sebagai Revolusi Beton, adalah penggunaan yang meluas dalam arsitektur Romawi dari bentuk arsitektur lengkungan, kubah, dan kubah yang sebelumnya jarang digunakan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, potensi mereka dieksploitasi sepenuhnya dalam pembangunan berbagai macam struktur teknik sipil, bangunan umum, dan fasilitas militer. Ini termasuk amfiteater, saluran air, pemandian, jembatan, sirkus, bendungan, kubah, pelabuhan, kuil, dan teater. Faktor penting dalam perkembangan ini, yang melihat kecenderungan ke arah arsitektur monumental, adalah penemuan beton Romawi (opus caementicium), yang mengarah pada pembebasan bentuk dari bahan tradisional batu dan bata. 

        Ini memungkinkan pembangunan banyak saluran air di seluruh kekaisaran, seperti Saluran Air Segovia, Pont du Gard, dan sebelas saluran air di Roma. Konsep yang sama menghasilkan banyak jembatan, beberapa di antaranya masih digunakan sehari-hari, misalnya Puente Romano di Mérida di Spanyol, dan Pont Julien dan jembatan di Vaison-la-Romaine, keduanya di Provence, Prancis. 

Ciri-ciri dari Arsitektur Romawi :

1. Konstruksi Lengkung

  Seperti kita tahu, kontruksi lengkung pertamakali diciptakan oleh Bangsa Yunani. Kemudian konstruksi ini diadopsi oleh masyarakat Romawi ke dalam bangunan-bangunan rancangannya. Alhasil, mayoritas bangunan klasik ala Romawi tersebut pun mempunyai ruangan yang terasa lebih luas karena tidak adanya batasan yang tegas.


2. Atap Kubah

    Bangsa Romawi adalah pembangun pertama dalam sejarah arsitektur yang menyadari potensi kubah untuk penciptaan ruang interior yang besar dan terdefinisi dengan baik. Kubah diperkenalkan di sejumlah tipe bangunan Romawi seperti kuil, termae, istana, mausolea dan kemudian juga gereja. Setengah kubah juga menjadi elemen arsitektur yang disukai dan diadopsi sebagai apses dalam arsitektur sakral Kristen.

    Kubah monumental mulai muncul pada abad ke-1 SM di Roma dan provinsi-provinsi sekitar Laut Mediterania. Seiring dengan kubah, mereka secara bertahap mengganti konstruksi tiang dan ambang pintu tradisional yang menggunakan kolom dan architrave. Pembangunan kubah sangat difasilitasi oleh penemuan beton, sebuah proses yang disebut Revolusi Arsitektur Romawi. Dimensi besarnya tetap tak tertandingi sampai diperkenalkannya rangka baja struktural pada akhir abad ke-19.


3. Tidak Memakai Batu Utuh

    Pada zaman dahulu, orang-orang umumnya menggunakan batu utuh sebagai material bangunan. Batu-batu utuh ini kemudian disusun sedemikian rupa untuk membentuk konstruksi arsitektur yang sesuai keinginan. Namun berbeda dengan Bangsa Yunani, mereka sudah tidak menggunakan lagi batu utuh ini karena telah menemukan konstruksi lengkung tadi.


4. Denah Bervariasi

    Pada zamannya, arsitektur Romawi ini bisa dikatakan sebagai mahakarya yang begitu hebat. Bayangkan saja, ketika bangsa-bangsa lain masih mempertahankan denah bangunan yang dianggap sebagai denah terbaik. Tetapi bangsa ini berani melakukan eksplorasi terhadap denah bangunan-bangunannya. Kebanyakan mereka sering mengkombinasikan denah segi empat, lingkaran, dan setengah lingkaran.


5. Kolom Penghias

    Kolom pada bangunan-bangunan buatan Romawi juga tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari kontruksi semata, tetapi juga berperan sebagai dekorasi. Bagian kepala kolom ini biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen bercorak floral. Satu lagi yang menarik, semua ornamen tersebut juga selalu mengandung makna tersendiri.


6. Desain Simetris

    Pada dasarnya, simetris berarti sama antara kiri dan kanan atau atas dan bawah. Desain simetris termasuk peninggalan bangsa Romawi di bidang arsitektur yang bersifat abadi. Prinsip desain ini bahkan masih digunakan sampai sekarang sebab mampu menciptakan kesan yang glamor dalam sekejap.


7. Batu dan Batu

    Ciri-ciri arsitektur Romawi selanjutnya yaitu penggunaan batu sebagai bahan baku bangunan yang utama. Untuk bangunan yang bersifat umum, batu yang dipakai berasal dari jenis batuan kapur. Sedangkan bangunan-bangunan yang diistimewakan lumrahnya didirikan menggunakan batu marmer. Batu ini dipandang mempunyai kualitas yang tinggi dan bernilai mahal.


Beberapa contoh bangunan peninggalan Arsitektur Romawi adalah :
1.  Colosseum, di Roma



2. Forum Roman, di Roma



3. Circus Maximus, di Roma



4. L' Arco, di Constationa




https://www.archidose.org/arsitektur-romawi-kuno-revolusi-arsitektur-romawi/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Romawi_Kuno
https://www.google.com/amp/s/arafuru.com/lifestyle/inilah-7-ciri-khas-arsitektur-romawi.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM-MACAM CONTOH BANGUNAN DI PALEMBANG DENGAN EKSPRESI BENTUKNYA

ARSITEKTUR BIZANTIUM